Senin, 08 Maret 2010

SILVER RECOVERY I


I. Pendahuluan

Pengolahan film merupakan suatu bagian yang menentukan pada proses pembuatan radiograf. Proses pengolahan film dilakukan dengan teknik manual maupun otaomatik prosesing dengan beberapa tahapan. Tahapan pengolahan film dimulai proses pembangkitan (development), pencucian (rinsing), penetapan (fixing), pembilasan (washing) dan tahap terakhir adalah pengiringan (drying).(1)

Tahap pembangkitan film, butir-butir perak bromida (AgBr) pada emulsi film yang telah diekspos akan direduksi menjadi perak metalik oleh cairan pembangkit. Pembangkitan berfungsi merubah bayangan laten menjadi bayangan tampak. Untuk menghentikan proses pembangkitan selama prosesing film, tahap berikutnya film yang telah dimasukkan larutan pembangkitan selanjutnya dilakukan pencucian dengan air dan dimasukkan dalam cairan penetap(fixer). Dalam larutan ini gambar yang dihasilkan tidak dapat berubah densitasnya.

Proses yang terjadi di dalam cairan penetap selain proses fiksasi gambar juga berfungsi untuk menghentikan proses pembankitan, melarutkan butir-bitir perak bromida(AgBr) yang tidak terekspos dan mengeraskan emulsi film. Setelah cairan penetap digunakan berulang-ulang untuk proses fiksasi gambar maka kemampuanya untuk menetapkan gambar semakin lama semakin berkurang.

Semakin melemahnya kemampuan larutan penetep disebabkan karena perubahan fisik dan kimia. Perubahan secara fisik yaitu karena terbawanya cairan penetap oleh film pada saat diangkat untuk dipindahkan pada tangki pembilasan, sedangkan perubahan secara kimia disebabkan karena reaksi cairan penetap dan butit-butir perak bromida (AgBr) pada emulsi film. Semakin banyak film yang diproses dan ukuran film makin lebar maka jumlah butir-butir perak bromida (AgBr) yang larut dalam cairan penetap semakin banyak. Butir-butir perak bromida (AgBr) yang terdapat dalam cairan penetap semakin banyak akan dapat merusak gambar. (2)

Cairan penetap yang sudah tidak mampu menjalankan fungsinya harus segera diganti dengan cairan penetap yang baru. Limbah cairan penetap yang banyak mengandung butir-butir perak di unit radiologi umumnya dijual ke pengumpul cairan tanpa proses pemisahan butir-butir peraknya dengan nilai ekonomisnya rendah.

Limbah cairan penetap yang dihasilkan dari proes pengolahan film di unit-unit radiologi baik klinik atau rumah sakit dapat dilakukan proses daur ulang pemisahan butir-butir perak yang terkandung dalam cairan penetap. Proses daur ulang pemisahan butir-butir perak dikenal dengan istilah silver recovery. Metode silver recovery yang umumnya digunakan untuk mengambil perak di dalam limbah cairan pembengkit adalah metode elektrolisis. (2)


Tabel 2.1. Komposisi larutan pembangkit
Nomer Bahan Berat (gram)
1 Hydroquinon 8
2 Methol 4
3 Accelerator 40
4 Preservative 60
5 Restrainer 5
6 Air 1000
Sumber : Radiographic Photography, Chesney, 1971, hal 113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar